Minggu, 01 Februari 2015
Mewaspadai Kerasnya Hati
Mewaspadi Kerasnya Hati - Hati yang dimiliki setiap insan terkadang ia selembut air, tapi juga terkadang sekeras batu. Lembutnya hati karena taatnya si pemilik hati kepada Allah -Azza wa Jalla-. Sebaliknya, kerasnya hati karena kedurhakaan si pemilik hati kepada Allah Sang Pencipta Allam Semesta.
Seorang yang lembut hatinya akan mudah
menerima kebenaran yang datang dari Robb-nya, dan mudah menangis saat
mengingat kebesaran atau siksaan Allah, dan segera bertobat saat ia
melanggar batasan Allah -Subhanahu wa Ta’ala-. Adapun orang-orang yang
keras hatinya, maka hatinya tertutup dan susah dalam menerima kebenaran.
Karena, kekerasan hatinya, ia susah menangis saat diingatkan tentang
siksaan Allah dan kebesaran-Nya. Pemilik hati yang keras terus menerus
di atas pembangkangan dan kedurhakaan. Lisannya amat berat mengucapkan
kata tobat. Inilah yang disinyalir oleh Allah -Azza wa Jalla- dalam firman-Nya,
“Maka apakah mereka tidak memperhatikan Al Quran ataukah hati mereka terkunci?” (QS. Muhammad : 24)
Orang yang keras hatinya akan susah
menerima kebenaran yang Allah turunkan melalui kitab-kitab-Nya dan lisan
para rasul-Nya. Hatinya bagaikan batu yang yang tidak ditembus oleh air
saat hujan turun. Allah -Ta’ala- berfirman,
“Kemudian setelah itu hatimu menjadi
keras seperti batu, bahkan lebih keras lagi. Padahal diantara batu-batu
itu sungguh ada yang mengalir sungai-sungai dari padanya dan
diantaranya sungguh ada yang terbelah lalu keluarlah mata air dari
padanya dan diantaranya sungguh ada yang meluncur jatuh, Karena takut
kepada Allah. Dan Allah sekali-sekali tidak lengah dari apa yang kamu
kerjakan”. (QS. Al-Baqoroh : 74).
Seorang muslim ketika sampai kepadanya
perintah dan larangan Allah, maka hendaknya segera melaksanakan perintah
Allah, dan menjauhi larangannya sebelum hatinya membatu bagaikan batu
cadas di pegunungan. Allah -Azza wa Jalla- berfirman,
“Belumkah datang waktunya bagi
orang-orang yang beriman, untuk tunduk hati mereka mengingat Allah dan
kepada kebenaran yang telah turun (kepada mereka), dan janganlah mereka
seperti orang-orang yang sebelumnya telah diturunkan Al Kitab kepadanya,
Kemudian berlalulah masa yang panjang atas mereka lalu hati mereka
menjadi keras. dan kebanyakan di antara mereka adalah orang-orang yang
fasik”. (QS. Al-Hadid : 16)
Al-Hafizh Ibnu Katsir -rahimahullah- dalam tafsirnya berkata, “Allah
melarang kaum mukminin untuk menyerupai orang-orang yang mengemban
Al-Kitab sebelum mereka dari kalangan Yahudi dan Nasrani. Tatkala telah
berlalu masa yang panjang pada mereka (ahli Kitab), maka mereka
mengganti Kitab Allah yang ada di tangan mereka, memperjualbelikannya
dengan harga murah, membuangnya di balik punggung mereka. Mereka mulai
menghadap kepada pemikiran-pemikiran manusia yang bertentangan, dan
ucapan-ucapan yang simpang siur, mereka membebek buta kepada tokoh-tokoh
(pendeta) dalam urusan agama Allah, dan menjadikan ulama, dan pendeta
mereka sebagai tuhan-tuhan dari selain Allah. Ketika itulah, hati
mereka membatu. Lantaran itu, mereka tak mau menerima nasihat, serta
hati mereka tak mau luluh dengan janji dan ancaman”. [Lihat Tafsir Ibnu Katsir (8/20)]
Pembaca yang budiman, adapun kerasnya
hati, maka para ulama kita menyebutkan beberapa diantara sebab-sebab
yang membuatnya keras bagaikan batu:
1. Banyak Tertawa
Salah satu diantara sebab membatunya
hati seseorang bagaikan mayat yang sudah kehilangan ruh adalah
memperbanyak tawa. Tertawa adalah perkara yang boleh saja sepanjang
masih dalam batasan syariat, yaitu tidak keseringan dan bukan menjadi
kebiasaan, dan tidak menertawakan kebaikan dan pelakunya, serta menjaga
adab atau citra diri saat tertawa (misalnya, tidak terbahak atau tidak
memukul orang, dan lainnya).
Rasulullah -Shallallahu alaihi wa sallam- bersabda,وَلَا تُكْثِرْ الضَّحِكَ فَإِنَّ كَثْرَةَ الضَّحِكِ تُمِيتُ الْقَلْبَ“Janganlah engkau memperbanyak tawa, karena banyak tawa akan mematikan hati”. [HR. At-Tirmidziy dalam As-Sunan, dan Ahmad dalam Al-Musnad (2/310). Hadits ini di-hasan-kan oleh Al-Albaniy dalamAsh-Shohihah (no. 930)]
Mengapa seorang yang banyak tertawa akan
mati dan membatu hatinya? Karena, seorang yang memperbanyak tawa akan
sulit menerima nasihat yang berisi kebenaran. Itulah sebabnya kita
sering melihat ada orang yang ketika dibacakan kepadanya Al-Qur’an, maka
ia tertawa dan tidak serius mendengarkannya. Bahkan terkadang ia
memperolok-olokkan Al-Qur’an dan orang yang membacakannya kepada
dirinya. Semua ini adalah tanda bahwa ia tak mau menerima nasihat dari
Allah dan Rasul-Nya.
Selain itu, banyak tawa adalah tanda hilangnya khosy-yah (takut)nya
seorang hamba kepada Allah. Seorang yang takut kepada Allah akan lunak
hatinya dan mudah menerima nasihat dan kebenaran dari Allah -Azza wa Jalla-.
Itulah hikmahnya Nabi -Shallallahu alaihi wa sallam- menganjurkan kepada kita agar sedikit tawanya, dan banyak menangis karena takut kepada Allah sebagaimana dalam sabdanya,
لَوْ تَعْلَمُونَ مَا أَعْلَمُ لَضَحِكْتُمْ قَلِيلًا وَلَبَكَيْتُمْ كَثِيرًا
“Andai kalian tahu sesuatu yang aku tahu, maka kalian akan sedikit tertawa, dan banyak menangis”. [HR. At-Tirmidziy. Di-shohih-kan oleh Al-Albaniy dalam Shohih Fiqh As-Siroh (479)]
Orang yang banyak tertawa akan susah menangis saat ia diingatkan tentang neraka, dan siksa Allah -Azza wa Jalla-,
baik di dunia, maupun di akhirat. Dia lebih senang terbawa dalam canda
melampaui batas. Banyak tertawa bukanlah ciri dan tanda orang-orang
sholih dari kalangan nabi dan rasul serta pengikut mereka yang setia.
Banyak tawa adalah tanda orang-orang yang lalai dari Allah dan akhirat.
Karenanya kami amat sedih saat melihat tersebarnya kebiasaan banyak
tertawa di kalangan kaum muslimin, dari anak kecil sampai orang tua
beruban. Parahnya lagi, ada diantara mereka yang menjadikannya sebagai
profesi sebagai seorang pelawak dan tukang banyolan.
2. Banyak Makan
Banyak makan adalah salah satu sebab
hati seseorang akan membatu, sebab banyak makan akan membuat orang akan
malas berbuat. Tak ada yang dipikirkan oleh orang yang banyak makan,
kecuali makanan, cara mendapatkannya, metode memasaknya, dan aneka
ragamnya, sehingga waktunya akan habis hanya dalam memikirkan perut.
Adapun memperbanyak sedekah dan infaq, maka hal itu jauh dari pikiran
dan catatan hidupnya. Tangannya lebih ringan membeli makanan dibanding
berinfaq di jalan Allah.
Orang yang seperti ini akan rakus, dan
kikir, serta malas beramal sholih atau mengejar kebaikan di sisi Allah.
Orang yang seperti ini malas mencari ilmu dan mempelajarinya di
majelis-majelis taklimnya orang-orang berilmu. Sebaliknya, ia akan
banyak bicara dan sok pintar. Inilah yang pernah disyaratkan oleh
Nabiyyullah Muhammad -Shallallahu alaihi wa sallam- dalam
sabdanya saat beliau mengingatkan bahayanya kaum pengingkar sunnah yang
mau berpegang dengan Al-Qur’an, tapi meninggalkan sunnah,
أَلَا إِنِّي أُوتِيتُ
الْكِتَابَ وَمِثْلَهُ مَعَهُ أَلَا يُوشِكُ رَجُلٌ شَبْعَانُ عَلَى
أَرِيكَتِهِ يَقُولُ عَلَيْكُمْ بِهَذَا الْقُرْآنِ فَمَا وَجَدْتُمْ فِيهِ
مِنْ حَلَالٍ فَأَحِلُّوهُ وَمَا وَجَدْتُمْ فِيهِ مِنْ حَرَامٍ
فَحَرِّمُوهُ
“Ingatlah sungguh aku telah diberi Al-Kitab, dan semisalnya bersamanya. Ingatlah, hampir-hampir akan ada seseorang yang kenyang di
atas ranjangnya seraya berkata, “Berpeganglah saja dengan Al-Qur’an
ini. Karenanya, apa saja yang kalian temukan di dalamnya berupa sesuatu
yang halal, maka halalkan, dan apa saja yang kalian temukan di dalamnya
beruapa sesuatu yang haram, maka haramkanlah”. [HR. Abu Dawud (no.). Hadits ini di-shohih-kan Al-Albaniy dalam Takhrij Al-Misykah (163)]
Di dalam hadits ini, Nabi -Shallallahu alaihi wa sallam- menyebutkan orang yang kenyang.
Ahli Hadits Negeri India, Al-Imam Syamsul Haqq Al-Azhim Abaadi -rahimahullah- berkata dalam menjelaskan maknanya, “Ia
adalah kinayah tentang kepandiran, dan pemahaman buruk yang timbul dari
kenyangnya seseorang atau timbul dari kebodohan yang menyertai gaya
hidup mewah, dan ketertipuan dengan harta dan kedudukan”. [Lihat Aunul Ma’bud (10/124)]
Itulah akibat banyak makan; ia akan membuat pelakunya malas dan tak mau menerima kebenaran sebagai tanda kerasnya hati. Seorang ulama salaf, Bisyr bin Al-Harits -rahimahullah- berkata,
خَصْلَتَانِ تُقْسِيَانِ الْقَلْبَ: كَثْرَةُ الْكَلاَمِ، وَكَثْرَةُ اْلأَكْلِ
“Dua perkara yang akan mengeraskan hati: Banyak bicara, dan banyak makan”. [Lihat Al-Hilyah (4/22) oleh Abu Nu’aim]
Al-Imam Abu Bakr Al-Marrudziy -rahimahullah- berkata kepada Al-Imam Ahmad bin Hambal -rahimahullah-, “Apakah seseorang dapat merasakan kehalusan hatinya dalam keadaan kenyang?” Al-Imam Ahmad -rahimahullah- berkata, “Saya pandang tidak?” [Lihat Kitab Al-Waro’ (hal. 98/no. 323) karya Al-Marrudziy, , dengan tahqiq Samir bin Amin Az-Zuhairiy, cet. Maktabah Al-Ma’arif]
Jadi, tak mungkin akan berkumpul antara
lembutnya hati dengan banyaknya makan, sebab banyak makan akan
mewariskan kelalaian dan perasaan malas dalam melakukan kebaikan dan
amal sholih. Selain itu, banyak makan akan membuat nafsu hewani
seseorang bergejolak. Sedang nafsu hewani tersebut akan mendorong
dirinya berbuat keji dan mesum.
3. Banyak Melakukan Dosa
Para pembaca yang budiman, satu lagi
diantara perkara yang akan membuat hati seseorang membatu adalah banyak
melakukan dosa. Dosa yang dilakukan oleh seseorang (apalagi jika ia dosa
besar) akan menyebabkan hati kita akan tertutupi oleh noda-noda maksiat
dan dosa tersebut. Inilah yang dimaksudkan oleh Allah dalam firman-Nya,
Sekali-kali tidak (demikian), Sebenarnya apa yang selalu mereka usahakan itu menutupi hati mereka”.(QS. Al-Muthoffifin:14 ).
Nabi -Shallallahu ‘alaihi wasallam-,
إِنَّ الْعَبْدَ إِذَا
أَخْطَأَ خَطِيْئَةً نُكِتَتْ فِيْ قَلْبِهِ نُكْتَةً سَوْدَاءَ, فَإِذَا
هُوَ نَزَعَ وَاسْتَغْفَرَ وَتَابَ سُقِلَ قَلْبُهُ وَإِنْ عَادَ زِيْدَ
فِيْهَا حَتَّى تَعْلُوَ قَلْبَهُ
“Sesungguhnya orang yang beriman
jika melakukan suatu dosa, maka dosa itu menjadi titik hitam di dalam
hatinya. Jika dia bertaubat dan mencabut serta berpaling (dari
perbuatannya) maka mengkilaplah hatinya. Jika dosa itu bertambah, maka
titik hitam itupun bertambah hingga memenuhi hatinya.” [HR. At-Tirmidzi dalam Sunan-nya (3334), dan Ibnu Majah Sunan-nya (4244). Hadits ini di-hasan-kan oleh Syaikh Al-Albaniy dalam Shohih At-Targhib (1620)]
Hati yang ada pada diri setiap orang,
ibarat tubuh seseorang. Tubuh itu kalau tidak mengenakan apa-apa, maka
akan terasa ringan. Demikian pula hati, kalau sedikit kesalahannya, dan
mudah tersentuh sehingga mudah meneteskan air mata.
Dosa yang
dikerjakan oleh seseorang akan mematikan hati, sedang ketagihan
dengannya akan membuat diri seorang hamba menjadi hina dina. Jika
anda menginginkan hati ini hidup, maka hendaknya meninggalkan dosa,
sebab itulah kehidupan hati. Oleh karena itu, setiap orang menginginkan
hatinya hidup hendaknya ia menjauhi maksiat dengan sejauh-jauhnya,
karena maksiat dan dosa itu seperti api yang akan membakar hati dan
membinasakannya. Sebaliknya, ketaatan kepada Allah -Azza wa Jalla-ibarat air hujan yang akan menyegarkan tanaman yang ia basahi. [Lihat Jurnal AKHWAT (vol.1/hal.3)]
4. Melanggar Perjanjian dengan Allah
Melanggar perjanjian dengan Allah
merupakan sebab kerasnya hati seseorang. Dahulu Bani Isra’il (Yahudi)
pernah berjanji kepada Allah dan Rasul-Nya untuk menegakkan sholat,
menunaikan zakat, beriman kepada para rasul (termasuk Nabi Muhammad
-Shallallahu alaihi wa sallam-), menolong mereka, dan berkorban di jalan
Allah. Namun mereka menyalahi janji itu sebagaimana dalam firman-Nya,
“(Tetapi) karena mereka melanggar janjinya, kami laknat mereka, dan kami jadikan hati mereka keras membatu.
Mereka suka mengubah perkataan (Allah) dari tempat-tempatnya, dan
mereka (sengaja) melupakan sebagian dari apa yang mereka telah
diperingatkan dengannya. Dan kamu (Muhammad) senantiasa akan melihat
kekhianatan dari mereka, kecuali sedikit diantara mereka (yang tidak
berkhianat). Maka maafkanlah mereka dan biarkan mereka. Sesungguhnya
Allah menyukai orang-orang yang berbuat baik”. (QS. Al-Maa’idah : 13)
Hal yang
serupa banyak terjadi pada kaum muslimin. Mereka bersyahadat setiap
hari, namun masih saja ada diantara mereka yang melakukan kesyirikan dan
bid’ah. Padahal dua kalimat syahadat tersebut yang diucapkannya
setiap hari, melarangnya dari perbuatan syirik dan bid’ah
(mengada-adakan suatu ajaran). Tak heran jika banyak diantara mereka
yang berani menolak kebenaran, karena kerasnya hati mereka.
Bahkan banyak diantara mereka yang
lancang meninggalkan sholat, dan enggan menunaikan zakat. Demikian
karena hatinya tertutup dari kebaikan. Kalaupun ia melakukan kebaikan,
ia lakukan bukan karena mencari wajah Allah, tapi karena terpaksa atau
ingin mencari perhatian dan popularitas. Nas’alullahal afiyah was salamah min qoswatil quluub.
Sumber : Buletin
Jum’at At-Tauhid. Penerbit : Pustaka Ibnu Abbas. Alamat : Jl. Bonto
Te’ne No. 58, Kel. Borong Loe, Kec. Bonto Marannu, Gowa-Sulsel.
Pimpinan Redaksi/Penanggung Jawab : Ust. Abu Fa’izah Abdul Qadir Al
Atsary, Lc. Editor/Pengasuh : Ust. Abu Fa’izah Abdul Qadir Al Atsary,
Lc. Layout : Abu Dzikro. Untuk berlangganan/pemesanan hubungi : Ilham
Al-Atsary (085255974201).
Langganan:
Posting Komentar
(
Atom
)
email updates
Fans Page
Postingan Populer
-
Pengertian dan dalil MENCURI Pengertian Mencuri Mencuri adalah mengambil harta milik orang lain dengan tidak hak untuk dimilikinya t...
-
Mewaspadi Kerasnya Hati - Hati yang dimiliki setiap insan terkadang ia selembut air, tapi juga terkadang sekeras batu. Lembutnya hati kare...
-
Akhwatmuslimah.com – Kakak perempuan Fulan telah meninggal dunia. Saat Fulan ikut mengubur kakaknya, kantung uangnya terjatuh dan tertimb...
-
Misteri Magrip - Saat Maghrib tiba dan saat terang perlahan menghilang suasana berangsur mencekam. Ibu-ibu bergegas membawa anak-anaknya ...
-
DREAMERSRADIO.COM - Castellfollit de la Roca merupakan salah satu kota nan indah di Catalonia, Spanyol. Pasalnya, kota ini dihuni ha...
-
Seorang muslim punya prinsip yang tidak bisa ditawar-tawar yaitu bagaimanakah sikap dia pada non muslim. 1- Islam yang paling benar Pa...
-
Banyak orang mengenal rukun iman tanpa mengetahui makna dan hikmah yang terkandung dalam keenam rukun iman tersebut. Salah satunya adalah...
-
Iman terhadap kitab suci merupakan salah satu landasan agama kita. Allah Ta`ala berfirman yang artinya: “Bukanlah menghadapkan wajahmu...
-
Akhwatmuslimah.com – Dari Hani’ Maula Utsman berkata bahwa ketika Utsman bin Affan berdiri di depan kuburan, beliau Menangis hingga air m...
-
Seorang pemuda Anshar masuk Islam. Namanya Tsa’labah bin ‘Abdurrahman. Ia biasa melayani Nabi Shalallahu ‘alaihi wasallam dan memban...
Blogroll
Translate
Alexa Rank
Mengenai Saya
Live Feed
Diberdayakan oleh Blogger.
Labels
- Akhlaq & Kepribadian (7)
- Gaya Hidup (6)
- Hukum Islam (3)
- Kabar Berita (2)
- Kisah Nabi Dan Rosul (3)
- Puasa (1)
- Rukun Iman (6)
- Sholat (1)
- Umum (13)
Label Cloud
Popular Post
-
Pengertian dan dalil MENCURI Pengertian Mencuri Mencuri adalah mengambil harta milik orang lain dengan tidak hak untuk dimilikinya t...
-
Mewaspadi Kerasnya Hati - Hati yang dimiliki setiap insan terkadang ia selembut air, tapi juga terkadang sekeras batu. Lembutnya hati kare...
-
Akhwatmuslimah.com – Kakak perempuan Fulan telah meninggal dunia. Saat Fulan ikut mengubur kakaknya, kantung uangnya terjatuh dan tertimb...
-
Misteri Magrip - Saat Maghrib tiba dan saat terang perlahan menghilang suasana berangsur mencekam. Ibu-ibu bergegas membawa anak-anaknya ...
-
DREAMERSRADIO.COM - Castellfollit de la Roca merupakan salah satu kota nan indah di Catalonia, Spanyol. Pasalnya, kota ini dihuni ha...
-
Seorang muslim punya prinsip yang tidak bisa ditawar-tawar yaitu bagaimanakah sikap dia pada non muslim. 1- Islam yang paling benar Pa...
-
Banyak orang mengenal rukun iman tanpa mengetahui makna dan hikmah yang terkandung dalam keenam rukun iman tersebut. Salah satunya adalah...
-
Iman terhadap kitab suci merupakan salah satu landasan agama kita. Allah Ta`ala berfirman yang artinya: “Bukanlah menghadapkan wajahmu...
-
Akhwatmuslimah.com – Dari Hani’ Maula Utsman berkata bahwa ketika Utsman bin Affan berdiri di depan kuburan, beliau Menangis hingga air m...
-
Seorang pemuda Anshar masuk Islam. Namanya Tsa’labah bin ‘Abdurrahman. Ia biasa melayani Nabi Shalallahu ‘alaihi wasallam dan memban...
Sepakbola
Gadget
Postingan Populer
-
Pengertian dan dalil MENCURI Pengertian Mencuri Mencuri adalah mengambil harta milik orang lain dengan tidak hak untuk dimilikinya t...
-
Mewaspadi Kerasnya Hati - Hati yang dimiliki setiap insan terkadang ia selembut air, tapi juga terkadang sekeras batu. Lembutnya hati kare...
-
Akhwatmuslimah.com – Kakak perempuan Fulan telah meninggal dunia. Saat Fulan ikut mengubur kakaknya, kantung uangnya terjatuh dan tertimb...
-
Misteri Magrip - Saat Maghrib tiba dan saat terang perlahan menghilang suasana berangsur mencekam. Ibu-ibu bergegas membawa anak-anaknya ...
-
DREAMERSRADIO.COM - Castellfollit de la Roca merupakan salah satu kota nan indah di Catalonia, Spanyol. Pasalnya, kota ini dihuni ha...
-
Seorang muslim punya prinsip yang tidak bisa ditawar-tawar yaitu bagaimanakah sikap dia pada non muslim. 1- Islam yang paling benar Pa...
-
Banyak orang mengenal rukun iman tanpa mengetahui makna dan hikmah yang terkandung dalam keenam rukun iman tersebut. Salah satunya adalah...
-
Iman terhadap kitab suci merupakan salah satu landasan agama kita. Allah Ta`ala berfirman yang artinya: “Bukanlah menghadapkan wajahmu...
-
Akhwatmuslimah.com – Dari Hani’ Maula Utsman berkata bahwa ketika Utsman bin Affan berdiri di depan kuburan, beliau Menangis hingga air m...
-
Seorang pemuda Anshar masuk Islam. Namanya Tsa’labah bin ‘Abdurrahman. Ia biasa melayani Nabi Shalallahu ‘alaihi wasallam dan memban...
© Belajar islam 2013 . Powered by Bloger
Tidak ada komentar :
Posting Komentar